Penyesalan itu selalu datang belakangan,
Begitu kata orang-orang tua kita.
Ketika mereka melihat kita menangis tersedu,
Karena menyesali sesuatu yang sudah terjadi.
Itulah sesal.
Sebersit rasa yang datang terlambat.
Yang kedatangannya hanya menggores sembilu di dalam hati.
Karena ia datang terlambat,
Di saat nasi sudah menjadi bubur,
Di saat api sudah menjadi asap,
Di saat cermin telah retak,
Di saat kata sudah terucap,
Dan yang tersisa hanyalah kepingan hati yang pecah.
Namun tidakkah kamu tahu?
Bahwa sesungguhnya kita saat ini hidup dalam dimensi yang rasa sesal itu masih berguna.
Jikalah rasa ini memiliki energi,
Maka kata maaf adalah hasilnya yang pertama.
Dan taubat adalah karyanya yang luar biasa.
Ah seandainya kamu tahu,
Tempat ini, waktu ini, rasa yang terlambat itu, belumlah terlambat.. Belum terlambat yang sebenar-benarnya.
Karena, nanti.
Nanti, saat kita sudah sama-sama melewati dimensi ini,
Nanti, saat segala fragmen kehidupan kita ini dipampang nyata..
Rasa ini, rasa sesal ini dan juga kata maaf... Nanti hanyalah dua hal yang tiada berguna.
Ah siapalah aku ini, segala kalimat yang kau baca diatas, tidak ada artinya bagimu.
Mungkin bahkan rasa yang terlambat ini, tidak ada di dalam hatimu.
Maka apalah gunanya nanti? Saat ia muncul di hari neraca yang seadil-adilnya.
Ya Rabb.. Jangan Kau hinakan aku di hari mereka dibangkitkan...
Surah Maryam, Verse 39:
وَأَنذِرْهُمْ يَوْمَ الْحَسْرَةِ إِذْ قُضِيَ الْأَمْرُ وَهُمْ فِي غَفْلَةٍ وَهُمْ لَا يُؤْمِنُونَ
"Dan berilah mereka peringatan tentang hari penyesalan, (yaitu) ketika segala perkara telah diputus. Dan mereka dalam kelalaian dan mereka tidak (pula) beriman."
Surah Ghafir, Verse 52:
يَوْمَ لَا يَنفَعُ الظَّالِمِينَ مَعْذِرَتُهُمْ وَلَهُمُ اللَّعْنَةُ وَلَهُمْ سُوءُ الدَّارِ
"(yaitu) hari yang tidak berguna bagi orang-orang zalim permintaan maafnya dan bagi merekalah laknat dan bagi merekalah tempat tinggal yang buruk."
Mardhiyyah,
Cimanggis
23 Juni 2017/29 Ramadhan 1438H
No comments:
Post a Comment