Adalah suatu dusta.
Jika kamu,
Mengatakan yang sebaliknya.
Demi Dzat yang hatiku berada di genggamanNya,
Sungguh takut aku pada murkaNya.
Jika kamu merasa,
Maka merasalah tanpa prasangka.
Jika kamu berkata,
Maka berkatalah dengan neraca.
Ingatlah akan hari dimana,
Lidah, hati dan mata,
Sanggup berkata-kata.
Ingatlah bahwa perdebatan antara hati dan mata,
Akan berujung pada hati yang tidak merdeka.
Dan sampai malam ini,
Sekali lagi kusampaikan pada manusia.
Bahwa hatiku ini merdeka.
Merdeka dari manusia,
Namun sukarela berada dalam rengkuhanNya.
Sekalipun ia patah berkeping-keping,
Remuk rusuk, terinjak-injak,
Hatiku ini merdeka dan bukanlah tawanan siapa-siapa,
Apalagi syaithan yang gemar berdusta.
Maka hentikanlah segala dusta,
Segala teka-teki dan fatamorgana,
Dan segala angan-angan yang kau eja.
Jangan kau seret aku ke dalam pusaran kata,
Apalagi analogi yang tak bermakna.
Ketahuilah bahwa,
Antara manusia dan hatinya,
Ada Allah Yang Maha Kuasa.
Mardhiyyah, 1438H.
No comments:
Post a Comment