Wednesday, June 22, 2016

SELAGI KITA MASIH MAMPU

SELAGI KITA MASIH MAMPU

Seharusnya setiap saat, setiap detik dalam hidup kita, kita sadar, Allah Maha Kuasa, Maha Mengatur, Maha Perencana. Seharusnya kita sadar, bahwa kapan saja Allah mau, Allah bisa buat kita tidak mampu. Allah Maha Mampu untuk membuat kita, manusia ciptaan-Nya ini, yang tidak memiliki hak apapun untuk mengatur bahkan nasib dirinya sendiri, 
untuk menjadi tidak mampu. 
Tidak mampu melakukan apapun. Apapun hal-hal yg sebelumnya Allah telah jadikan kita mampu. Allah Maha Kuasa untuk mencabut nikmat kemampuan kita dalam setiap aspek kehidupan kita baik perlahan-lahan maupun mendadak segalanya. Semua adalah atas kekuasaan dan kehendakNya saja.

Ini bukan tentang materi, ini bukan tentang kemampuan materi semata. Namun pada hakikatnya manusia adalah makhluq yg sering lupa bahwa banyak kemampuannya dalam kehidupan yang lupa disyukurinya pada Sang Maha Pemberi, Sang Maha Pencipta. Ar Razzaq, The Provider.

Mungkin hari ini, kita masih bisa tersenyum. Maka tersenyumlah, sebab hal itu akan terhitung sedekah. Sebab begitu banyak manfaatnya senyum itu, jika pemberinya ikhlas dan penerimanya pun mendapatkan kehangatan dan manfaat dari senyummu itu... :)

Sebelum Allah buat kita tidak mampu tersenyum, apakah karena sedemikian pedihnya rasa di dalam hati dan jiwa atas berbagai ujian dalam hidup kita, sehingga untuk tersenyum pun berattt berattt terasa. Ataukah na'udzubillah mindzalik jika Allah buat kita tidak mampu lagi tersenyum, literally tidak mampu, disebabkan Allah uji hambaNya dengan ujian sakit pada bibirnya ataupun sarafnya ataupun wajahnya. Laa haulaa walaa quwwata illa billah, sekuat apapun kita, tak akan mampu menyunggingkan senyum lagi jika Allah ubah menjadi tidak mampu. Faghfirlanaa yaa Robbana...inni kuntum minadzholimiin.

Mungkin hari ini kita masih mampu...
Mengelus pundak anak kita, 
Masih mampu mengoleskan sabun ke tubuh anak balita kita dan memandikannya dg penuh kasih sayang, 
Masih mampu mengusap kepala anak yatim yg Allah berikan kesempatan kita bertemu muka,
Masih bisa menjabat erat tangan saudara kita yang datang berkunjung sekejap ke rumah kita, sekedar ingin memberitahukan kepulangannya dari negeri yang jauh, 
Masih bisa mengangkat selembar plastik bekas roti dari lantai rumah kita yg terjatuh dari meja...

Masih mampu kita untuk melakukan semua itu yg terbersit di benak kita karena kita ingat semua janji Allah dalam hadist-hadist RosulNya, lakukanlah. Jangan kau tepis lontaran kebaikan yg keluar dari benak fitrahmu yang sesungguhnya itu adalah buah hasil kesabaranmu menyimak, membaca, mempelajari, mengetahui berbagai kebaikan seorang muslim yg Rosululloh saw wariskan dan contohkan lewat nasihat-nasihatnya, yang alhamdulillah sampai kepada kita. Syukurilah kemampuan kesehatan jari-jemari tanganmu, saudaraku. Sebelum Allah Yang Maha Mampu dan Maha Berkuasa membuat kita tidak mampu lagi memanfaatkan nikmat berupa sehatnya kulit, jari, dan kedua tangan kita. Atau apakah dengan naifnya kita meyakini Allah tidak akan dan tidak mampu mengambil semua itu darimu? Bukankah Allah sanggup mendatangkan penyakit berupa gatal-gatal luar biasa pada kesepuluh jari tangan kita? Tiba-tiba ataupun perlahan-lahan. Ataukah kita berfikir dengan sombongnya Allah tidak akan menimpakan itu kepada diri kita? Sangat mudah bagi Allah untuk mengatur dan menggiring setiap makhluq ciptaanNya untuk berada di manapun yang Allah suruh, dan melakukan apapun yang diaturNya sedemikian rupa. Sehingga suatu musibah terjadi atas idzinNya. Wa na'udzubillahi mindzalik.

Mungkin pagi tadi kita masih mampu bangkit dari pembaringan kita dengan mudahnya, 
Masih mampu untuk berjalan sedikit, banyak, dirumah menyiapkan keperluan diri sendiri untuk pergi ke kantor,
Masih mampu untuk berlari ke kamar mandi mendengar panggilan anak kita yg panik karena kesulitan dengan kancing bajunya,
Masih mampu untuk mengayuh sepeda menuju kampus yang jika ditempuh dg jalan kaki akan lama sekali,
Masih mampu untuk bergegas memenuhi permintaan Ibu kita akan segelas air putih sebab dirinya sedang sakit terbaring di kasurnya,
Lakukanlah semua itu dengan penuh keihlasan, ingatkanlah dan hiburlah dirimu yang letih dg rutinitas tersebut dengan berbagai untaian nasihat Rosululloh saw dalam setiap amalan-amalan itu yang lebih akan kita rindukan di hari pengadilan, dibandingkan waktu santai kita di dunia. Penuhilah panggilan ibu kita dengan segera, berangkatlah ke kampusmu dg niat menuntut ilmu karena Allah saja dan bukan untuk kesombongan dan kebanggaan sedikitpun, bersabarlah dengan anak kita yang masih kecil dan belum mampu untuk melakukan banyak hal, sebagaimana ibu kita dulu mengajari kita untuk mampu... bersabarlah.

Sebelum Allah tegur kita atas ketidaksabaran kita, dan kekufuran kita dalam kemampuan-kemampuan itu yang telah diberikan Allah cuma-cuma, tak terhitung di saat sehat, namun begitu berarti di waktu Allah mencabutnya. Bahkan hanya luka terjatuh sekejap di lapangan tennis, sudah cukup merobek kulit dengkul kita hingga ke dalamnya, yang tanpa kita sadari ternyata tidak secepat itu sembuhnya. Jika Allah mencabut nikmat sehat lutut kita, taruhlah sebelah saja (wa nau'dzubillahi mindzalik), bangkit dari kasur menjadi begitu menyakitkannya, berjalan selangkah dua langkah membutuhkan usaha yg keras, banyak orang terpaksa harus kita mintai tolong bahkan sekedar untuk memakaikan kita celana yang bersih. Berbaring sakit terasa, bangun pedih luar biasa, duduk pun lutut tertarik luka menganga..
Faghfirlanaa yaa Robbana. Subhanaka Inni kuntum minadzoolimin.

Saudaraku, renungan ini adalah untuk ku dan untukmu. Sebagaimana Allah katakan dalam Qur'an yang astaghfirulloh terlalu sering lupa kita buka dan baca,

Surat An-Nahl, ayat 18:

وَإِن تَعُدُّوا نِعْمَةَ اللَّهِ لَا تُحْصُوهَا إِنَّ اللَّهَ لَغَفُورٌ رَّحِيمٌ

"Dan jika kamu menghitung-hitung nikmat Allah, niscaya kamu tak dapat menentukan jumlahnya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Pengampun lagi Maha Penyayang."

Maka berbahagialah saudaraku sesama muslim dan takutlah kepada Allah, sebab
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

عَجَبًا ِلأَمْرِ الْمُؤْمِنِ إنَّ أَمْرَهُ كُلَّهُ لَهُ خَيْرٌ وَلَيْسَ ذَلِكَ ِلأَحَدٍ إِلاَّ لِلْمُؤْمِنِ، إِنْ أَصَابَتْهُ سَرَّاءُ شَكَرَ فَكَانَ خَيْرًا لَهُ، وَإِنْ أَصَابَتْهُ ضَرَّاءُ صَبَرَ فَكَانَ خَيْراً لَهُ

“Sungguh menakjubkan urusan seorang mukmin, semua urusannya adalah baik baginya. Hal ini tidak didapatkan kecuali pada diri seorang mukmin. Apabila mendapatkan kesenangan, dia bersyukur, maka yang demikian itu merupakan kebaikan baginya. Sebaliknya apabila tertimpa kesusahan, dia pun bersabar, maka yang demikian itu merupakan kebaikan baginya.” (Hadits shohih. Diriwayatkan oleh Muslim, no. 2999 dari Abu Yahya Shuhaib bin Sinan radhiyallahu ‘anhu).

Semoga Allah jadikan kita istiqomah dalam setiap detik hidup kita untuk memilih syukur atau sabar bergantian, dengan begitu Allah SWT akan ridho kepada kita. Aamiin.

Ps: if happens to be any non-muslim friends of mine here in facebook read this, please..let me convey to you 1 thing my Prophet told me to:
Aslim Taslam, Embrace Islam and you will be saved. Nothingbut goodness I hope from the very message, honestly. 
My FB messenger is always on for you, friends :)

Komplek Timah, menjelang hujan dan petir menggelegar, Kamis 10 Desember 2015.
Ditulis dan dishare selagi masih mampu...alhamdulillah..alhamdulillah.. alhamdulillahilladzi bini'matihi thatiimusshoolihat.

Al-Faqiir ilaa Allah..yang selalu membutuhkan Allah, Ummu Mahdi dan Farouq.

No comments:

Post a Comment